FLU BABI

Kamis, 14 Mei 2009

Flu babi atau yang dikenal dengan nama swine flu, merupakan penyakit pernafasan yang telah menyerang babi, yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H1N1), bukan H5N1 seperti di flu burung. Flu babi, seperti yang disebutkan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention), dapat menyebar dari manusia satu ke manusia lainnya, sehingga tidak secara langsung manusia mendapatkannya.

Flu babi atau yang dikenal dengan nama swine flu, merupakan penyakit pernafasan yang telah menyerang babi, yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H1N1), bukan H5N1 seperti di flu burung. Flu babi, seperti yang disebutkan oleh CDC (Centers for Disease Control and Prevention), dapat menyebar dari manusia satu ke manusia lainnya, sehingga tidak secara langsung manusia mendapatkannya.

Keberadaan flu babi muncul kembali tersiar di akhir bulan Maret dan awal April 2009, dengan kasus infeksi manusia pertamanya dilaporkan ada di Meksiko, California Selatan dan dekat San Antonio, Texas. Sebanyak 149 orang di Meksiko telah tewas. Sedangkan di Texas mengkonfirmasi terdapat 6 kasus flu babi, dan California mendapat 11 orang yang meninggal karena flu babi ini. Sementara World Health Organization (WHO) kemudian menetapkan kasus flu babi ini dalam standard peringatan dari level 3 ke level 4, yang mengindikasikan adanya peningkatan resiko tertularnya virus berbahaya ini secara global.

Bagaimana tanda orang terkena flu babi?
Tandanya sama seperti orang yang terkena flu biasa, termasuk demam, batuk, radang tenggorokan, nyeri tubuh, sakit kepala, tubuh menggigil, dan mudah lelah. Beberapa yang dilaporkan, penderita flu babi juga menderita diare dan muntah-muntah. Di masa lalu, beberapa penyakit seperti pneumonia dan gagal pernafasan, juga kematian, menurut CDC, juga sebagai akibat dari flu babi, Seperti flu musiman, flu babi juga dapat menyebabkan penambahan kondisi medis yang kronis.

Berapa lama virus H1N1 ini dapat bertahan di luar tubuh?
Beberapa virus dan bakteri dapat hidup selama 2 jam atau lebih di permukaan seperti meja kafe, pegangan pintu, kursi, dan sebagainya. Frekuensi mencuci tangan yang lebih sering akan membantu mengurangi kemungkinan kontaminasi dari flu babi ini.

Bagaimana penyebaran flu babi ini?
Penyebaran virus influenza A (H1N1) penyebab flu babi ini menyebar dengan cara yang sama dengan penyebaran flu musiman. Virus ini menyebar dari person satu ke person lainnya, dapat melalui batuk atau bersin. Seringkali orang terinfeksi juga dengan cara bersentuhan dengan sesuatu yang terkena infeksi virus flu babi, atau menyentuh mata, mulut atau hidung dari orang yang menderita flu babi. Penyebaran juga dapat dilakukan dari permukaan meja yang terkena nafas orang terinfeksi flu babi, atau menyentuh mulut, hidung, mata, sebelum mencuci tangan. Orang atau anak-anak yang terinfeksi memiliki kemungkinan untuk menyebarkan infeksi flu babi dalam 1 hari sebelum sindrom berkembang, dan kemudian mengalami sakit selama 7 hari atau lebih. Hal ini berarti, Anda masih dapat menyebarkan virus tersebut ke orang lain, sebelum Anda sendiri sakit, dan orang yang tertular akan sakit sama seperti Anda.

Bisakah flu babi menular melalui makanan?
Tidak. Menurut CDC, virus influenza flu babi ini tidak menular melalui makanan. Anda tidak akan mendapatkan infeksi flu babi ini hanya karena makan daging babi, lemak babi, atau produk makanan berbahan babi lainnya. Anda masih aman dengan makan daging babi dan produk makanan berbahan babi lainnya yang tentunya sudah dimasak matang dan dengan peralatan makan yang bersih.

Seberapa seriuskah infeksi virus babi?
Antara tahun 2005 hingga Januari 2009, 12 orang penderita flu babi di U.S. telah terdeteksi, namun tidak meninggal. Namun, infeksi flu babi ini bisa serius. Di News Jersey tahun 1976, virus flu babi ini telah memberikan penyakit serius ke lebih dari 200 orang dan beberapa lainnya meninggal.

Apakah ada vaksin untuk mengobati penderita flu babi?
Menurut CDC, vaksin untuk flu babi belum ada. Namun, CDC dan WHO berencana akan membuat vaksin, dan memerlukan waktu produksi selama beberapa bulan. CDC juga mengatakan bahwa penderita dapat meminum obat antiviral seperti yang diminum penderita flu burung, yakni flu Tamiflu atau Relenza, namun tidak dengan dua obat tersebut sekaligus. Obat tersebut akan efektif paling lama 48 jam.

Bagaimana cara mencegah infeksi flu babi?
Menurut CDC, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

* Hal terpenting, cuci tangan Anda dengan bersih, menggunakan sabun dan air atau pembersih tangan beralkohol, khususnya setelah Anda bersin atau batuk, ataupun setelah menyentuh babi
* Tetap menjaga kesehatan dengan tidur cukup
* Aktif berolahraga fisik
* Mengendalikan pikiran agar tidak stress
* Minum banyak air
* Makan makanan yang bernutrisi
* Usahakan untuk tidak bersentuhan tangan, mulut, hidung atau mata atau apapun yang mungkin telah terkontaminasi dengan virus flu babi
* Usahakan untuk menjaga jarak atau tidak berhubungan dekat dengan orang yang menderita flu babi
* Tutuplah mulut dan hidung dengan tisu ketika Anda bersin atau batuk, dan buanglah tisu setelah menggunakannya
* Pergi ke dokter jika sudah terkena virus flu babi ini
* Jika Anda sudah terkena virus ini, CDC menyarankan untuk tetap tinggal di rumah, dan usahakan untuk tidak bekerja atau sekolah dulu, untuk menjaga jarak dengan orang yang belum terinfeksi.

Bagaimana penyebaran flu babi di Indonesia?
Menurut Menko Kesra Aburizal Bakrie mengatakan virus flu babi agak sulit untuk berpotensi menyebar di wilayah tropis seperti Indonesia. Pemerintah juga akan mengawasi lalu lintas manusia di airport dan pelabuhan, dengan menggunakan pemindai panas badan (thermal scanning), sehingga petugas bandara atau pelabuhan bisa memantau orang yang diduga mengidap virus flu babi. Selain itu, untuk sementara, impor daging babi atau daging lain yang berpotensi membawa virus flu babi dilarang pemerintah. Pemerintah juga akan meneliti peternakan babi di Indonesia. Walaupun begitu, Departemen Kesehatan mengaku masih memiliki banyak stok obat antiviral Tamiflu untuk mengantisipasi flu babi (dewsnet’s blog).

Walaupun wawancara Menkes RI Siti Fadilah Supari di TV pada malam Rabu, 28 April 2009 mengatakan bahwa kemungkinan virus H1N1 tidak akan mampu hidup di daerah tropis seperti Indonesia, sedangkan H1N1 biasanya hidup di daerah empat musim (kecuali pada saat musim semi dan panas). Namun demikian, tetap diupayakan pencegahan penyebaran virus H1N1 (flu babi).

Tujuh langkah pencegahan penyebaran virus H1N1 yang diutarakan oleh ibu Menkes RI, antara lain :

1. Pasang thermal scanner (alat pendeteksi suhu tubuh) di terminal kedatangan bandara internasional,
2. Mengaktifkan kembali sekitar 80 sentinel untuk surveillance ILI dan Pneumonia baik dalam bentuk klinik atau virologi.
3. Menyiapkan obat-obatan yang berhubungan dengan penaggulangan flu babi yang pada dasarnya adalah Oseltamivir yang sama untuk H5N1 (virus Flu Burung)
4. Menyiapkan 100 rumah sakit rujukan yang sudah ada dengan kemampuan menangani kasus Flu Babi
5. Menyiapkan kemampuan laboratorium untuk pemeriksaan H1N1 (virus Flu Babi) di berbagai Laboratorium Flu Burung yang sudah ada,
6. Menyebarluaskan informasi ke masyarkat luas dan menyiagakan kesehatan melalui desa siaga
7. Simulasi penanggulangan Pandemi Influenza yang baru dilakukan minggu lalu di Makasar juga merupakan upaya nyata persiapan pemerintah dalam menghadapi berbagai kemungkinan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau Public health Emergency Internasional Concern (PHEIC) seperti Flu Babi.

Selain tujuh langkah yang di atas, masyarakat juga perlu waspada terhadap kejadian/ kondisi lingkungan, misalnya perketat pemeriksaan rumah potong hewan, hindari makan daging babi setengah matang, antisipasi flu babi dengan rutin menemprot insectisida pada kandang ternak babi, dan yang terakhir, jika demam tinggi (di atas 37 derajat celcius) segera periksa ke dokter……….

0 komentar: